Sawahlunto – The Fed Pangkas Keputusan Federal Reserve (The Fed) untuk memangkas suku bunga acuan kembali menjadi sorotan utama pasar keuangan global.
Pemangkasan ini merupakan bagian dari langkah The Fed dalam merespons tekanan ekonomi global dan perlambatan pertumbuhan domestik di Amerika Serikat.
Langkah The Fed ini diambil setelah serangkaian data ekonomi menunjukkan perlambatan inflasi dan penurunan konsumsi masyarakat.

Meski bersifat stimulatif, keputusan ini justru memicu reaksi yang beragam dari pasar saham di kawasan Asia.
Baca Juga : KPU Batalkan Aturan Merahasiakan 16 Dokumen Capres-Cawapres
Bursa saham di Asia tidak bergerak seragam. Beberapa indeks menunjukkan penguatan, sementara yang lain justru melemah.
Investor di kawasan Asia tampak masih mencerna implikasi jangka pendek dan panjang dari kebijakan pelonggaran moneter oleh The Fed.
Di Jepang, indeks Nikkei 225 tercatat mengalami kenaikan tipis pasca pengumuman pemangkasan suku bunga tersebut.
Penguatan ini didorong oleh ekspektasi bahwa yen akan tetap lemah, yang pada gilirannya menguntungkan eksportir Jepang.
Di sisi lain, bursa saham Korea Selatan mencatatkan pelemahan, seiring kekhawatiran investor terhadap ketidakpastian arah ekonomi global.
Indeks Kospi turun karena kekhawatiran bahwa pemangkasan suku bunga The Fed mencerminkan kondisi ekonomi global yang lebih lemah dari perkiraan.
Di Tiongkok, reaksi pasar cenderung netral. Shanghai Composite mengalami fluktuasi, namun akhirnya ditutup mendatar.
Investor di Tiongkok tampak lebih fokus pada kebijakan domestik, termasuk stimulus fiskal dan pemulihan sektor properti.
Sementara itu, bursa saham Hong Kong mencatatkan penguatan yang cukup signifikan.
Hal ini disebabkan oleh arus masuk dana asing yang meningkat setelah investor global menilai aset Asia menjadi lebih menarik.
Bursa saham di Australia mencatatkan kenaikan moderat setelah rilis kebijakan The Fed.
Indeks ASX 200 terangkat oleh saham-saham sektor keuangan dan teknologi yang mendapat sentimen positif dari prospek suku bunga global yang lebih rendah.
Namun, tidak semua bursa Asia menyambut kebijakan ini dengan euforia. Di Indonesia, IHSG justru melemah Investor domestik tampak






