sawahlunto – Jejak Rahayu Saraswati Djojohadikusumo adalah salah satu tokoh perempuan muda yang pernah mencuri perhatian publik dalam dunia politik Indonesia. Ia merupakan keponakan dari Menteri Pertahanan sekaligus Ketua Umum Partai Gerindra, Prabowo Subianto.
Di usia muda, ia menunjukkan dedikasi tinggi dalam berbagai isu sosial dan kemanusiaan.
Saras, begitu ia biasa disapa, dikenal vokal dalam memperjuangkan hak-hak perempuan, anak, serta kelompok rentan.

Baca Juga : Menteri Kebudayaan Fadli Zon Hadiri Tradisi Adat Melayu Jamu Laut di Sergai
Berbeda dengan kebanyakan politikus yang memilih jalur konservatif, Saras lebih sering tampil progresif dan berani. Ia aktif dalam berbagai forum internasional terkait isu-isu HAM dan pemberdayaan perempuan.
Meskipun berasal dari keluarga elit politik, Saras kerap menegaskan bahwa keputusannya untuk terjun ke politik bukan semata karena koneksi keluarga, melainkan karena panggilan hati.
Latar belakang pendidikan dan karier internasionalnya turut membentuk cara pandangnya dalam memperjuangkan kebijakan publik yang berorientasi pada keadilan sosial.
Ia terlibat dalam berbagai kegiatan advokasi untuk korban perdagangan manusia.
Ketika terpilih menjadi anggota DPR pada 2014, Saras langsung terlibat aktif di Komisi VIII yang membidangi urusan agama, sosial, dan pemberdayaan perempuan.
Di komisi tersebut, ia memperjuangkan perlindungan terhadap anak-anak dari kekerasan dan eksploitasi, serta mendorong revisi undang-undang terkait pemberdayaan perempuan.
Salah satu isu yang paling konsisten ia suarakan adalah tentang perdagangan manusia (human trafficking), yang menurutnya masih menjadi masalah besar di Indonesia.
Namun, pada Pemilu 2019, Saras tidak kembali menjabat sebagai anggota DPR setelah kalah dalam kontestasi legislatif. Meski begitu, ia tetap aktif di berbagai kegiatan sosial.
Tahun 2020, Saras kembali menjadi sorotan ketika ia ditunjuk sebagai calon wakil wali kota Tangerang Selatan mendampingi Muhammad, mantan Sekda Tangsel.
Pencalonan tersebut menimbulkan dinamika politik tersendiri, karena Tangsel merupakan wilayah strategis yang menjadi incaran banyak partai.
Meskipun memiliki rekam jejak yang cukup kuat, Saras dan pasangannya kalah dalam Pilkada Tangsel 2020. Namun, kekalahannya tidak memudarkan semangatnya di dunia publik.
Setelah itu, Saras tidak banyak tampil di panggung politik nasional, namun masih tetap aktif di kegiatan advokasi dan organisasi sosial.
Langkah ini mengejutkan banyak pihak.






